'/> Contoh Tawaran Penelitian Skripsi | Penelitian Kuantitaif

Info Populer 2022

Contoh Tawaran Penelitian Skripsi | Penelitian Kuantitaif

Contoh Tawaran Penelitian Skripsi | Penelitian Kuantitaif
Contoh Tawaran Penelitian Skripsi | Penelitian Kuantitaif

Contoh Proposal Penelitian Skripsi | Penelitian Kuantitatif - Artikel ini yaitu sebagai kelanjutan dari artikel sebelumnya yaitu contoh ajuan dan jenis-jenisnya. Proposal penelitian biasanya diajukan oleh mahsiswa dalam rangka penelitian untuk penyusunan skripsi. ada beberapa macam jenis penelitian yang dilakukan meurut metodologi penelitian yang dilakukan yaitu metodologi kuantitatif dan metodologi kualitatif. maka pada kesempatan kali ini saya hanya terpokus pada contoh dan cara memuat ajuan peneltian jenis kuantitatif, namun tidak berbicara banyak pada perumusan motodologinya, melainkan hanya pada contoh proposalnya. mungkin pada lain kesempatan saya akan tulis artikel ihwal metodologi penelitian kuantitatif maupuan kualitatif secara khusus.

Cara Membuat Proposal Penelitian

 Artikel ini yaitu sebagai kelanjutan dari artikel sebelumnya yaitu  Contoh Proposal Penelitian Skripsi | Penelitian Kuantitaif
cara menciptakan proposl penelitian skripsi
Proposal penelitian termasuk salah satu karya ilmiah yang di dalamnya terdiri dari beberapa hal yaitu antara lain
Cover Proposal penelitian dan halaman judul
Bab I : Terdiri dari Penberlalu dan silaman
Sedangkan penberlalu dan silaman mencakup latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis dan Kegunaan

Bab II yaitu tinjauan pustaka.
Tinjauan pustaka yaitu lebih bermana pada kajian teoritis yang mendasari penelitian, atau kajian  dari sisi literatur mengenai teori-teori yang telah ada sebelumnya ihwal judul penelitian yang diangkat dan dibahas oleh peneliti untuk di buktikan secara ilmiah apakah teori tersebut telah benar atau sebaliknya apa yang telah diterapkan secara empiris telah berkesuaian dengan teori tersebut.

Bab III metode penelitian
yaitu terdiri dari metode penelitian yang dipakai oleh peneliti untuk melaksanakan penelitian, biasanya metode penelitian ini sangat tergatung pada materi penelitian yang dipilih untuk diteliti. hasil dari penelitian sangat bergantung dari metode penelitian yang dipilih apakah metode penelitian kualitatif ataukah kuantitatif, dan instrumen-instrumen penelitian yang lain. maka tentu saja akibattifitas penelitian juga sangat bergantung kepada metode penelitian, waktu dan tempat penelitian, sarana penelitian, dan peneliti itu sendiri.

Cara menciptakan ajuan penelitian yang terakhir yaitu mencantumkan daftar pustaka

Contoh Proposal Penelitian

Berikut di bawah ini contoh ajuan penelitian yang bisa dijadikan contoh dan refrensi untuk menciptakan ajuan penelitian, yang mana ajuan penelitian biasanya diajukan oleh mahasiswa kepada dosen pembimbingnya terkait judul dan materi yang akan diteliti maupun seperangkat instrumen atau metode penelitian yang akan dipakai dalam melaksanakan penelitian. Tujuan dari ajuan penelitian yaitu sebagai langkah awal atau memmemberikankan citra umum ihwal proses penelitian yang akan dilaksanakan oleh mahasiswa tersebut dengan bimbingan dosen pembimbing untuk mengarahkan mahasiswanya hingga pada penyusunan skripsi.

Contoh Penberlalu dan silaman Proposal Penelitian


BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Negara Indonesia dikala ini sudah banyak dikembangkan aneka macam acara budidaya perairan, mulai dari komoditas air tawar, air payau hingga air laut.  Salah satu komoditas air tawar yang banyak dikembangbiakkan yaitu ikan nila (Oreochromis niloticus). Agustono, Hadi dan Cahyoko (2009), berpendapat bahwa ikan nila (Oreochromis niloticus) banyak dipilih untuk dikembangkan di Negara Indonesia lantaran ikan ini lebih memperringan dan sepele dibudidayakan, memperringan dan sepele berkembang biak, pertumbuhan cepat, ukuran tubuh relatif besar, tahan penyakit, memperringan dan sepele mengikuti keadaan dengan lingkungan, harga relatif terjangkau dan punya evaluasi gizi yang cukup sebagai sumber protein faunai.

Salah satu halangan yang dihadapi pembudidaya intensif ikan nila (Oreochromis niloticus) yaitu keterbatasan pakan dalam kualitas dan kuantitas (Afebrata, Rahmad, Santoso dan Suparmono, 2014). Pelet lebih sering dipilih oleh pembudidaya lantaran dirasa lebih bisa memenuhi kebutuhan gizi ikan nila (Oreochromis niloticus). Dengan meningkatnya undangan terhadap pelet komersil maka undangan kebutuhan materi baku menyerupai tepung ikan yang dipakai sebagai sumber protein juga meningkat, hal ini memberikanmbas pada melonjaknya harga pakan pelet komersil. Kenaikan harga pakan menimbulkan kerugian yang besar pada pembudidaya, lantaran biaya yang dialokasikan untuk pakan sekitar 60-70 % dari seluruh total biaya produksi dan jumlah tersebut merupakan jumlah yang tidak sedikit (Nasution, 2006).

Dalam mengatasi tingginya harga pelet, maka dikala ini banyak dicari aneka macam alternatif sumber protein lain selain dari tepung ikan biar menghasilkan pakan bermutu dan berkharisma dengan harga lebih terjangkau, salah satu materi yang sanggup dipakai yaitu tepung maggot. Menurut Setijaningsih (2011), yang dalam penelitiannya memakai maggot hasil limbah kelapa sawit sebagai sumber protein selain dari tepung ikan yang diujikan pada ikan nila (Oreochromis niloticus) diketahui sanggup memmemberikankan pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan pakan tanpa penggunaan substitusi tepung maggot.

Hal yang tidak kalah penting dari ketersediaan pakan yaitu administrasi pakan. Jumlah pakan yang dimemberikankan harus sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan ikan budidaya, tidak kurang dan tidak lebih. Pemmemberikanan pakan yang hiperbola jikalau tidak terpengaruhi oleh ikan dalam waktu yang cukup usang sanggup menimbulkan penumpukan pakan dan pencemaran perairan (Tossin, Sunarto dan Sabariah, 2008). Apabila hal tersebut diabaikan maka pertumbuhan ikan sanggup terganggu bahkan berakibat final hidup lantaran kualitas air yang semakin menurun, disamping sanggup menimbulkan kerugian bagi para pembudidaya akhir banyaknya ikan yang mati, keadaan yang demikian juga sanggup dikatakan sebagai pemborosan pakan.



B. Rumusan Masalah

Rumusan persoalan yang diangkat dalam penelitian ini diantaranya yaitu :

         Apakah dengan jumlah pakan yang berbeda sanggup menghipnotis pertumbuhan ikan nila (Oreochromis niloticus).

·         Berapa jumlah pakan yang memmemberikankan imbas terbaik terhadap dan pertumbuhan ikan nila (Oreochromis niloticus).



C. Tujuan

     Adapun tujuan dilakukanya penelitian ini diantaranya yaitu :

·      Untuk mengetahui adakah imbas jumlah pakan yang berbeda terhadap pertumbuhan ikan nila (Oreochromis niloticus).

·      Agar sanggup mengetahui jumlah pakan yang memmemberikankan imbas terbaik terhadap pertumbuhan ikan nila (Oreochromis niloticus).



D. Hipotesis

Dugaan sementara yang sanggup diambil yaitu :

H0   : Jumlah pakan yang berbeda tidak menghipnotis pertumbuhan ikan nila (Oreochromis niloticus).

H1   : Jumlah pakan yang berbeda diduga memmemberikankan imbas terhadap pertumbuhan ikan nila (Oreochromis niloticus).



E. Kegunaan

Kegunaan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan dalam administrasi pakan, sehingga pakan yang dimemberikankan sesuai dengan kebutuhan ikan nila (Oreochromis niloticus). 

Contoh Tinjauan Pustaka Proposal Penelitian

BAB II  TINJAUAN PUSTAKA
A. Klasifikasi dan Morfologi Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

Bentuk tubuh ikan nila (Oreochromis niloticus) sanggup dilihat pada gambar 1, sedangkan pembagian terstruktur mengenai ikan nila (Oreochromis niloticus) berdasarkan Saanin (1984), yaitu :

Filum          : Chordata

Sub Filum   : Vertebrata

Kelas          : Ostheichthyes

Sub Kelas   : Acanthoptherigii

Ordo           : Percomorphii

Sub Ordo   : Percoidea

Famili         : Cichlidae

Genus        : Oreochromis

Spesies      : Oreochromis niloticus

Bentuk tubuh ikan nila (Oreochromis niloticus) umumnya panjang dan ramping, dengan sisik yang berukuran besar. Ikan ini mempunyai mata besar, menonjol, dan belahan tepi berwarna putih. Perbandingan panjang total dan tinggi tubuh tubuh ikan nila (Oreochromis niloticus) yaitu 3:1. Sirip punggung ikan nila (Oreochromis niloticus) memanjang dari belahan atas tutup insang hingga pada belahan sirip ujung. Terdapat pula sepasang sirip dada dan sirip ujung yang berukuran lebih kecil. Sirip anus hanya ada satu buah dan berbentuk agak panjang. Sirip ujung berbentuk lingkaran dan hanya berjumlah satu buah (KKP, 2011).



B. Kebiasaan Makan Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

Menurut Amri dan Khairuman (2003), ikan nila (Oreochromis niloticus) termasuk golongan ikan pemakan segala atau biasa dikatakan sebagai golongan omnivora, oleh lantaran itu, ikan nila (Oreochromis niloticus) dapat mengkonsumsi pakan berupa fauna dan tumbuhan. Pakan larva ikan nila (Oreochromis niloticus) adalah Zooplankton, sedangkan ikan nila (Oreochromis niloticus) ukuran benih hingga remaja sanggup dimemberikan masakan komplemen berupa dedak halus, bungkil kelapa, pellet, ampas tahu dan lain–lain.

Terdapat keterkaitan antara suhu dan kebiasaan makan ikan nila (Oreochromis niloticus). Saat siang hari kadab intensitas matahari tinggi dan menimbulkan suhu perairan meningkat, maka ikan cenderung lebih bergairah pada pakan. Namun kadab suhu perairan rendah contohnya pada dikala malam hari ikan nila (Oreochromis niloticus) menjadi kurang bergairah terhadap pakan (Djarijah, 2002). Makara sanggup diketahui bahwa ikan nila (Oreochromis niloticus) termasuk ikan bersifat diurnal, maka sanggup ditarik kesimpulan jikalau pemmemberikanan pakan ikan nila (Oreochromis niloticus) pada malam hari cenderung tidak akibattif.



C. Pakan buatan dan Jumlah Pemmemberikanan Pakan

Handajani dan Widodo (2010) menjelaskan, pakan buatan yaitu pakan yang diformulasikan khusus berdasarkan pertidak seimbangan kebutuhan. Dasar pertidak seimbanganya dengan memperhatikan kebutuhan nutrisi ikan, kualitas materi baku pakan dan evaluasi ekonomisnya. Dengan demikian, akan didapatkan pakan buatan yang disukai ikan, tidak memperringan dan sepele hancur dalam air dan kondusif bagi ikan.

Secara umum jumlah masakan yang dikonsumsi benih ikan nila (Oreochromis niloticus) berkisar antara 5-6 % perhari dari bobot tubuhnya. Jumlah tersebut bukanlah jumlah yang mutlak, lantaran sanggup berubah akhir aneka macam faktor, salah satunya yaitu suhu lingkungan (KKP,2011). Suhu perairan sanggup kuat terhadap jumlah masakan yang dikonsumsi, lantaran jikalau suhu meningkat metabolisme tubuh juga akan meningkat, maka kebutuhan konsumsi masakan ikan nila (Oreochromis niloticus) juga ikut naik.

D. Tepung Maggot

Maggot merupakan larva lalat bunga dari spesies Hermetia illucens (larva Black Soldier Fly). Maggot sanggup dibudidayakan dengan memakai bungkil kelapa sawit terfermentasi sebagai media tumbuhnya. Maggot juga sanggup diperoleh dari tempat pemmenghilangkanan sampah dan untuk mendapatkannya tidak memerlukan teknologi tinggi. Tepung maggot sanggup dipakai sebagai salah satu materi baku alternatif pengganti tepung ikan. Tepung maggot dipakai lantaran mempunyai nutrisi yang hampir sama dengan tepung ikan, namun harganya lebih murah dibandingkan tepung ikan, memperringan dan sepele diperoleh, dan tidak menjadi distributor penyakit (Prayogo, 2012).

Menurut Fahmi, Hem dan Subamia (2009), terdapat beberapa kriteria materi yang sanggup menggantikan tepung ikan, yang pertama yaitu materi tersedia dalam jumlah banyak dan sanggup diproduksi secara massal. Kedua, pengganti tepung ikan harus mempunyai kandungan protein yang tinggi, sehingga materi pengganti bisa mengimbangi protein tepung ikan. Sampai dikala ini kandungan protein tepung maggot dilaporkan berkisar antara 45 %-52 %.



E. Kebutuhan Nutrisi Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

    1.  Protein

          Protein menjadi material organik utama dalam jaringan dan tubuh ikan, dengan persentase antara 18-30 %. Sumber utama protein bagi ikan berasal dari pakan, baik dari pakan alami maupun pakan buatan. Protein yang diserap dipakai sebagai sumber energi, perbaikan jaringan yang rusak dan untuk pertumbuhan, oleh lantaran itu ketersediaan protein bagi ikan menjadi sangat penting. Apabila pakan yang tersedia tidak mencukupi kebutuhan protein ikan maka pertumbuhan ikan akan terhambat bahkan sanggup terhenti (Afrianto dan Liviawati, 2005).

Menurut Widyanti (2009), kebutuhan nutrisi ikan akan terpenuhi dengan adanya pakan. Komponen pakan yang berkontribusi terhadap penyediaan materi dan energi tumbuh yaitu protein, karbohidrat dan lemak. Ikan air tawar menyerupai ikan nila (Oreochromis niloticus) umumnya sanggup tumbuh baik dengan pemmemberikanan pakan yang mengandung kadar protein 25-35 %.



2. Karbohidrat

          Amri dan Khairuman (2003), menyampaikan bahwa karbohidrat yaitu sumber energi yang paling murah dalam pakan ikan jikalau dibandingkan dengan aneka macam sumber energi lain menyerupai protein dan lemak. Disamping itu, karbohidrat sanggup berfungsi sebagai perekat dalam pembuatan pakan sehingga pakan bisa bertahan beberapa usang di dalam air dalam keadaan utuh. Ikan pemakan segala (omnivora) sanggup dimemberikan karbohidrat yang banyak dalam pakannya. Kandungan karbohidrat yang diharapkan oleh ikan konsumsi termasuk ikan nila (oreochromis niloticus) umumnya berkisar 10 – 50 %.          

          Afrianto dan Liviawati (2005) beropini bahwa, kebutuhan karbohidrat pada ikan dipengaruhi oleh kebiasaan makanya. Ikan herbivor membutuhkan pakan dengan kandungan karbohidrat antara 20-30 %, untuk ikan karnivor membutuhkan karbohidrat hanya 10-20 % lantaran daya cernanya relaif rendah.



3.  Lemak

Menurut Amri dan Khairuman (2003), lemak berfungsi sebagai sumber asam lemak dan sumber tenaga yang sangat penting untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan. Fungsi lemak juga untuk membantu absorpsi vitamin yang larut dalam minyak, membantu pembentukan struktur biologis membran, serta menghipnotis aroma dan tekstur pakan. Kandungan lemak dalam pakan ikan berkisar antara 4 – 18 %. Kadar lemak yang hiperbola dalam pakan sanggup kuat jelek terhadap kualitas makanan. Hal ini dikarenakan lemak memperringan dan sepele teroksidasi oleh udara sehingga menciptakan pakan menjadi berbau tengik.

Penggunaan aneka macam sumber lemak dalam pakan, baik dari minyak nabati maupun minyak faunai sanggup dimungkinkan selama komposisi asam lemak di dalam pakan sesuai dengan kebutuhan ikan. Penggunaan lemak patin sebagai sumber asam lemak pada pakan ikan nila diketahui sanggup memperbaiki mutu daging ikan nila apabila ditinjau dari kepentingan insan untuk mengkonsumsinya. Hal tersebut terbukti dari semakin menurunya evaluasi retensi lemak yang disimpan dalam rongga perut akan tetapi terjadi peningkatan lemak patin pada ikan (Setiawati, Nuraeni dan Jusadi, 2007).



4. Vitamin dan Mineral

Vitamin merupakan senyawa organik yang dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit, namun vitamin ikut berperan pada proses pertumbuhan dan untuk menjaga biar tiruana proses dalam tubuh ikan tetap berjalan dengan baik. Tubuh ikan tidak sanggup memproduksi vitamin, oleh lantaran itu untuk memenuhi kebutuhan vitamin tubuh ikan, maka perlu adanya penambahan vitamin dalam pakan (Afrianto dan Liviawaty, 2005). Menurut Sachwan (1999), kebutuhan vitamin pada pakan ikan nila (Oreochromis niloticus) berkisar antara 0,5 – 10 %.

Mineral mempunyai kegunaan untuk acara perbaikan dan pertumbuhan jaringan tubuh ikan, selain itu juga mempunyai kegunaan pada proses regulasi. Klasifikasi mineral esensial bagi ikan dibagi menjadi tiga, yaitu mineral makro yang dibutuhkan dalam jumlah relatif banyak, mineral mikro yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit dan mineral trace, merupakan mineral yang fungsinya belum niscaya lantaran kemungkinan dibutuhkan dalam jumlah sangat sedikit. Ikan nila (Oreochromis niloticus) mempunyai kebutuhan mineral 0,7 % (Handajani dan Widodo, 2010).



F. Kualitas Air

   1.  Suhu

Salah satu parameter lingkungan budidaya yang penting yaitu suhu lantaran ikan merupakan fauna berdarah cuek yang artinya suhu tubuhnya sanggup menyesuaikan dengan suhu lingkungan. Simanjuntak dan Pramana (2013) mengemukakan bahwa suhu suatu perairan sanggup menghipnotis kehidupan organisme yang di dalamnya. Pengaruh yang sanggup ditimbulkan diantaranya adalah, imbas terhadap tingkat viskositas, konsentrasi oksigen terlarut dalam air dan menghipnotis konsumsi oksigen organisme perairan. Tinggi rendahnya evaluasi suhu suatu perairan biasanya tergantung pada intensitas matahari dan usang penyinaran matahari.

          Setiap spesies ikan mempunyai toleransi suhu yang berbeda-beda. Suhu perairan mempunyai peranan yang sangat penting dalam memilih pertumbuhan ikan budidaya. Dalam acara budidaya ikan nila (Oreochromis niloticus) memiliki kisaran suhu yang baik guna menunjang pertumbuhan optimalnya. Kisaran suhu perairan yang baik bagi acara budidaya ikan nila (Oreochromis niloticus) adalah 28 oC – 32 oC (Tatangindatu, Kalesaran dan Rompas, 2013).

         

2  Derajat Keasaman (pH)

Apabila evaluasi pH suatu perairan rendah, makan hal tersebut merupakan suatu indikasi terjadinya penurunan kualitas perairan yang kemudian sanggup berakibat pada biota didalamnya. Perubahan yang demikian sanggup mengganggu pertumbuhan makhuk hidup yang ada di dalam perairan, bahkan kemungkinan akan final hidup biota juga bisa saja terjadi (Susana, 2009).

Usaha pembesaran ikan nila (Oreochromis niloticus) dapat dilakukan di tempat dengan sumber air tersedia sepanjang tahun dengan kualitas air tidak terlalu keruh dan tidak terkontaminasi materi – materi kimia beracun. Persyaratan kualitas air yang dibutuhkan yaitu pH berkisar antara 6,5-8,6 (DKP Sulteng, 2013).



3  Oksigen Terlarut/Dissolved Oxygen (DO)

Apabila dalam suatu perairan keruh biasanya mempunyai DO yang relatif rendah. Hal tersebut sanggup terjadi lantaran kekeruhan air merupakan akhir dari banyaknya pencemaran yang masuk dalam suatu perairan, sehingga banyak oksigen yang dibutuhkan untuk menguraikannya. Namun sebaliknya jikalau perairan dalam keadaan jernih yang artinya sinar matahari sanggup masuk di kolom air, maka proses fotosintesis sanggup berlangsung dengan baik. Dengan demikian, oksigen terlarut dalam perairan juga meningkat (Patty, 2013).
DKP Sulteng (2013) menjelaskan bahwa pada sistem pemeliharaan intensif atau teknologi maju, pemeliharaan sanggup dilakukan di kolam tambak atau air payau dengan pengairan yang baik. Pergantian air sanggup dilakukan sesering mungkin sesuai dengan tingkat kepadatan ikan. Dalam acara pembesaran ikan nila persyaratan oksigen terlarut dalam perairan yang optimal yaitu lebih dari 5 mg/l.


4  Amoniak

 Menurut Alava (2002), terdapat beberapa akhir dari acara akuakultur terhadap lingkungan yang berkaitan dengan administrasi pakan. Salah satu akhir yang ditimbulkan yaitu meningkatnya limbah perairan. Limbah acara budidaya sanggup dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu limbah padat menyerupai sisa pakan dan feses, kemudian limbah berupa produk ekskresi yang terlarut contohnya yaitu amoniak, urin dan karbondioksida
Untuk Bab III yaitu ihwal instrumen penelitian tunggu artikel selanjutnya

Download Gratis Contoh Proposal penelitian

Jika anda membutuhkan contoh ajuan penelitian yang saya tulis tersebut diatas, saya telah sediakan filenya dalam bentuk ms.word. docx, dan silahkan download contohnya di contoh ajuan penelitian
Mungkin hingga disini dulu artikel contoh ajuan penelitian skripsi yang saya bisa sampaikan, semoga artikel ini memberi manfaat sehingga sanggup mememperringan dan sepelekan anda dalam menciptakan ajuan penelitian yang baik dan benar, terima kasi atas kunjungan anda. selamat berkarya.

Advertisement

Iklan Sidebar