'/> Khutbah Jumat | Tiga Yang Diridhoi Dan Tiga Hal Yang Di Murkai

Info Populer 2022

Khutbah Jumat | Tiga Yang Diridhoi Dan Tiga Hal Yang Di Murkai

Khutbah Jumat | Tiga Yang Diridhoi Dan Tiga Hal Yang Di Murkai
Khutbah Jumat | Tiga Yang Diridhoi Dan Tiga Hal Yang Di Murkai
Khutbah Jumat | Tiga Yang Diridhoi dan Tiga Hal Yang di Murkai - Berikut ini materi khutbah jumat yang dimemberikan judul tiga hal yang diridhoi dan tiga hal yang di murkai oleh Allah, semoga materi khutbah ini sanggup dikadikan refrensi atau tumpuan dalam membuat khutbah jumat anda. ataupun materi khutbah ini sanggup dijadikan sebagai materi khutbah jumat yang sanggup anda baca pada jumat kali ini.


Khutbah Jumat | Tiga Hal yang diridhoi dan Tiga Hal yang Dimurkai

KHUTBAH JUMAT PERTAMA:



الْحَمْدَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ ١٠٢

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُواْ رَبَّكُمُ ٱلَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفۡسٖ وَٰحِدَةٖ وَخَلَقَ مِنۡهَا زَوۡجَهَا وَبَثَّ مِنۡهُمَا رِجَالٗا كَثِيرٗا وَنِسَآءٗۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ ٱلَّذِي تَسَآءَلُونَ بِهِۦ وَٱلۡأَرۡحَامَۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَيۡكُمۡ رَقِيبٗا ١

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَقُولُواْ قَوۡلٗا سَدِيدٗا ٧٠ يُصۡلِحۡ لَكُمۡ أَعۡمَٰلَكُمۡ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡۗ وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدۡ فَازَ فَوۡزًا عَظِيمًا ٧١



أَمَّا بَعْدُ: فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كَلَامُ اللهِ وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ وَشَرَّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ. أَمَّا بَعْدُ؛



Sidang Jumat rahimakumullah,



Allah ‘azza wa jalla telah berfirman,


يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ ١٠٢



Hai orang-orang yang memberikanman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kau mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (Ali Imran: 102)



Tidak bosan-bosannya para khatib dan penceramah mengajak kaum muslimin semoga bertakwa kepada Allah, yaitu dengan menjalankan perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya. Sebab, itulah mula dan akar kesejahteraan.






Majlis jumat rahimakumullah,



Di antara bentuk ketakwaan kepada Allah ‘azza wa jalla ialah mencari keridhaan-Nya serta menjauhi kemurkaan-Nya. Allah ‘azza wa jalla berfirman di dalam al-Qur’anul karim,


          أَفَمَنِ ٱتَّبَعَ رِضۡوَٰنَ ٱللَّهِ كَمَنۢ بَآءَ بِسَخَطٖ مِّنَ ٱللَّهِ وَمَأۡوَىٰهُ جَهَنَّمُۖ وَبِئۡسَ ٱلۡمَصِيرُ ١٦٢



Apakah orang yang mengikuti keridaan Allah sama dengan orang yang kembali membawa kemurkaan (yang besar) dari Allah dan tempatnya ialah Jahanam? Dan itulah seburuk-buruk daerah kembali. (Ali Imran: 162)







Jamaah Jumat rahimakumullah,



Dalam khutbah kali ini, kami akan menyebutkan beberapa hal yang diridhai dan yang dimurkai oleh Allah ‘azza wa jalla. Beberapa hal tersebut disebutkan oleh hadits Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,



إِنَّ اللهَ يَرْضَى لَكُمْ ثَ ثَالًا وَيَكْرَهُ لَكُمْ ثَ ثَالًا، فَيَرْضَى لَكُمْ أَنْ تَعْبُدُوهُ وَ تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا، وَأَنْ تَعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُوا، وَأَنْ تُنَاصِحُوا مَن وَ هَّالُ اللهُ أَمْرَكُمْ، وَيَكْرَهُ لَكُمْ قِيلَ وَقَالَ، وَكَثْرَةَ السُّؤَالَ، وَإِضَاعَةَ الْمَالِ



“Sesungguhnya Allah ridha terhadap kalian pada tiga hal dan memurkai kalian alasannya ialah tiga hal. Allah meridhai kalian jika,



    Kalian memberikanbadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan sesuatu pun dengan-Nya

    Kalian tiruana berpegang teguh dengan tali Allah serta tidak berpecah belah

    Kalian saling memmemberikan nasihat dengan orang yang Allah kuasakan padanya urusan kalian,



Allah ‘azza wa jalla akan memurkai kalian pada tiga hal,



    Berkata-kata dengan berprasangka

    Banyak meminta-minta atau banyak bertanya-tanya

    Memmenghilangkan-menghilangkan harta.”



(HR . Muslim)







Ma’asyiral muslimin sidang jumat rahimakumullah!



Hadits tersebut memperlihatkan bahwa masalah pertama yang diridhai oleh Allah ialah tauhid, yaitu mengesakan Allah ‘azza wa jalla dalam hal memberikanbadah dan tidak menyekutukan sesuatupun dengan-Nya. Hal ini sebagaimana firman-Nya,

وَٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ وَلَا تُشۡرِكُواْ بِهِۦ شَيۡ‍ٔٗاۖ



“Sembahlah Allah dan janganlah menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.” (an-Nisa’: 36)



Allah membuat jin dan insan untuk memberikanbadah kepada-Nya, sebagaimana firman-Nya,


وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ ٥٦



“Dan Aku tidak membuat jin dan insan melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (adz-Dzariyat: 56)



Tauhid ialah modal utama untuk seseorang masuk nirwana dan selamat dari neraka sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,



مَنْ لَقِيَ اللهَ يُشْرِكُ بِهِ شَيْئاً دَخَلَ الْجَنَّةَ



“Barang siapa berjumpa dengan Allah dengan tidak menyekutukan apapun dengan-Nya, pasti akan masuk surga.” (HR . al-Bukhari dari Muadz bin Jabal radhiallahu ‘anhu)



Dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,



فَإِنَّ اللهَ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ يَبْتَغِي بِذَلِكَ وَجْهَ اللهِ



“Sesungguhnya Allah telah mengharamkan atas neraka bagi orang70 orang yang berkata, ‘La ilaha ilallah,’ (Tidak ada sesembahan yang hak selain Allah ‘azza wa jalla) dengan tulus sepenuh hati mengharap wajah Allah.” (HR. al-Bukhari dan Muslim dari Utbah radhiallahu ‘anhu)



Kesyirikan ialah penyebab utama masuk dan kekalnya seseorang dalam neraka serta terhalangnya dari masuk surga. Firman Allah ‘azza wa jalla,


لَقَدۡ كَفَرَ ٱلَّذِينَ قَالُوٓاْ إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلۡمَسِيحُ ٱبۡنُ مَرۡيَمَۖ وَقَالَ ٱلۡمَسِيحُ يَٰبَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ ٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمۡۖ إِنَّهُۥ مَن يُشۡرِكۡ بِٱللَّهِ فَقَدۡ حَرَّمَ ٱللَّهُ عَلَيۡهِ ٱلۡجَنَّةَ وَمَأۡوَىٰهُ ٱلنَّارُۖ وَمَا لِلظَّٰلِمِينَ مِنۡ أَنصَارٖ ٧٢



Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata, “Sesungguhnya Allah ialah al-Masih putra Maryam.”



Padahal al-Masih (sendiri) berkata, “Hai Bani Israil, sembahlah Allah Rabbku dan Rabbmu.”



Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka. Tidaklah ada bagi orang-orang lalim itu seorang penolong pun. (al-Maidah: 72)







Hadirin jama'ah jumat rahimakumullah!



Perkara kedua yang diridhai oleh Allah ‘azza wa jalla yang disebutkan dalam hadits di atas, “Berpegang teguhlah dengan tali Allah ‘azza wa jalla dan jangan berpecah belah.”



Allah ‘azza wa jalla berfirman,

وَٱعۡتَصِمُواْ بِحَبۡلِ ٱللَّهِ جَمِيعٗا وَلَا تَفَرَّقُواْۚ



“Dan berpegang teguhlah dengan tali Allah dan janganlah kalian bercerai berai.” (Ali Imran:103)



Maksudnya ialah berpegang teguh dan berpedoman dengan al-Qur’an dan as-Sunnah dalam segala aspek kehidupan beragama (ibadah, akhlak, akidah, maupun muamalah) serta mengedepankan aliran al-Qur’an dan as-Sunnah daripada aliran lain apa pun bentuk ajarannya.



Larangan bercerai berai dari ayat dan hadits tadi menuntut kita untuk bersatu dan bersepakat di atas al-haq, al-Qur’an, dan as-Sunnah sebagaimana yang ditegakkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya.



Ini tidak akan terlaksana kecuali dengan mengembalikan segala perselisihan kepada al-Qur’an dan as-Sunnah dengan pemahaman para sahabat dan orang yang mengikuti jejak mereka.


يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَطِيعُواْ ٱللَّهَ وَأَطِيعُواْ ٱلرَّسُولَ وَأُوْلِي ٱلۡأَمۡرِ مِنكُمۡۖ فَإِن تَنَٰزَعۡتُمۡ فِي شَيۡءٖ فَرُدُّوهُ إِلَى ٱللَّهِ وَٱلرَّسُولِ إِن كُنتُمۡ تُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِۚ ذَٰلِكَ خَيۡرٞ وَأَحۡسَنُ تَأۡوِيلًا ٥٩



        “Wahai orang-orang yang memberikanman, taatilah Allah, taatilah Rasul, dan ulil amri (pemegang kekuasaan dan alim ulama) di antara kalian. Jika kalian berbeda pendapat, maka kembalikanlah kepada Allah (al-Qur’an) dan rasul (as-Sunnah) jikalau kalian memberikanman kepada Allah dan hari kemudian. Hal itu lebih utama dan lebih baik akibatnya.” (an-Nisa’: 59)



Rasulullah bersabda,



سَتَفْتَرِقُ أُمَّتِي إِلَى ثَ ثَالٍ وَسَبْعِينَ فِرْقَةً، كُلُّهَا فِي النَّارِ إِلاَّ وَاحِدَةً. قَالُوا: مَنْ هُمْ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: هُمْ مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِي



“Umat ini akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan. Semuanya berada di neraka kecuali satu. (Para sahabat) bertanya, ‘Siapa mereka yang selamat wahai Rasulullah?’ Beliau mentpendapat, ‘Mereka ialah yang ibarat saya dan para sahabatku kini ini’.” (HR . at-Tirmidzi dari Abdullah bin Amr radhiallahu ‘anhuma dan dinyatakan hasan oleh asy-Syaikh al-Albani)







Jamaah Jumat rahimakumullah,



Hal ketiga yang diridhai Allah ‘azza wa jalla dalam hadits di atas ialah saling menasihati dan bekerja sama dengan pemegang kekuasaan pemerintahan negeri kaum muslimin. Keputusan dan peraturan penguasa kaum muslimin temasuk pihak yang diperintahkan oleh Allah ‘azza wa jalla untuk kita taati dan patuhi, dalam hal yang baik.


يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَطِيعُواْ ٱللَّهَ وَأَطِيعُواْ ٱلرَّسُولَ وَأُوْلِي ٱلۡأَمۡرِ مِنكُمۡۖ فَإِن تَنَٰزَعۡتُمۡ فِي شَيۡءٖ فَرُدُّوهُ إِلَى ٱللَّهِ وَٱلرَّسُولِ إِن كُنتُمۡ تُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِۚ ذَٰلِكَ خَيۡرٞ وَأَحۡسَنُ تَأۡوِيلًا ٥٩



“Wahai orang-orang yang memberikanman, taatilah Allah, taatilah Rasul, dan ulil amri (pemegang kekuasaan dan alim ulama) di antara kalian. Jika kalian berbeda pendapat, maka kembalikanlah kepada Allah (al-Qur’an) dan Rasul (as-Sunnah) jikalau kalian memberikanman kepada Allah dan hari kemudian. Hal itu lebih utama dan lebih baik akibatnya.” (an-Nisa’: 59)



Kita juga berhak memmemberikan usulan, masukan, dan untaian nasihat secara sopan, diam-diam, tidak terang-terangan. Kita dituntut untuk bersabar menghadapi aneka macam hal atau perilaku penguasa yang berdasarkan kita tidak cocok, baik terhadap kita langsung atau masyarakat umum. Di antara nasihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,



مَنْ رَأَى مِنْ أَمِيرِهِ شَيْئًا يَكْرَهُهُ فَلْيَصْبِرْ فَإِنَّهُ لَيْسَ أَحَدٌ يُفَارِقُ الْجَمَاعَةَ شِبْرَا فَيَمُوتُ إِ مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً



“Barang siapa melihat dari tindakan pemimpinnya kurang berkenan di hatinya, hendaknya dia bersabar. Karena tidaklah seseorang yang menyelisihi jamaah walaupun hanya sejengkal, kemudian dia mati, melainkan dia mati jahiliah.” (HR . al-Bukhari dan Muslim, dari Ibnu Abbas)



بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرآنِ الْكَرِيم،ِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ الْآيَاتَ وَالذِّكْرِ الْحَكِيم. أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمِ.



KHUTBAH JUMAT KEDUA


 Tiga Yang Diridhoi dan Tiga Hal Yang di Murkai  Khutbah Jumat | Tiga Yang Diridhoi dan Tiga Hal Yang di Murkai
khutbah jumat








الْحَمْدُ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وِدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللهِ شَهِيدًا، وَأَشْهَدُ أَنْ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ شَرِيكَ لَهُ إِقْرَارًا بِهِ وَتَوْحِيدًا، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُه، صَلَّى اللهِ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيمًا مَزِيدًا. أَمَّا بَعْدُ



Jamaah Jumat rahimakumullah,



Adapun tiga hal yang dimurkai oleh Allah ‘azza wa jalla yang disebutkan dalam hadits di atas;



Pertama, suka membicarakan memberikanta-memberikanta yang tidak terang kebenarannya. Allah ‘azza wa jalla telah berfirman,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱجۡتَنِبُواْ كَثِيرٗا مِّنَ ٱلظَّنِّ



“Wahai orang-orang yang memberikanman, hindarilah dari banyak berprasangka.” (al-Hujurat: 12)



Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,



إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ



“Tinggalkanlah berprasangka, alasannya ialah berprasangka ialah sedusta-dustanya pembicaraan.” (HR . Muslim, dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu)



Bahkan Islam melarang seseorang memmemberikantakan setiap apa yang dia dengar dan setiap apa yang dia lihat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda,



كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ



“Cukuplah seseorang dianggap dusta dengan dia membicarakan setiap apa yang dia dengar.” (HR . Muslim, dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu)



Terlebih lagi kalau hingga berdusta, padahal Allah ‘azza wa jalla telah berfirman,


وَٱجۡتَنِبُواْ قَوۡلَ ٱلزُّورِ ٣٠



“Jauhilah perkataan dusta.” (al-Hajj: 30)



Di dalam sebuah hadits, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,



        إِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا



“Jauhilah dusta, alasannya ialah berdusta akan mengantarkan kepada keburukan, sedangkan keburukan akan mengantarkan ke neraka. Jika seseorang selalu berdusta dan menekuninya, pasti akan ditulis di sisi Allah ‘azza wa jalla sebagai pendusta.” (HR. al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu)







Hal kedua yang dimurkai oleh Allah ‘azza wa jalla ialah banyak meminta-minta apa yang dimiliki oleh orang lain serta bahagia mengajukan kebutuhannya kepada orang lain. Tidaklah sepantasnya seorang muslim yang sehat menghinakan dirinya dengan cara meminta-minta.



Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda,



لاَ تَزَالُ الْمَسْأَلَةَ بِأَحَدِكُمْ حَتَّى يَلْقَى اللهَ وَلَيْسَ فِي وَجْهِهِ مَزْعَةُ لَحْمٍ



“Tidaklah perbuatan meminta-minta ditekuni oleh seseorang kecuali dia akan berjumpa dengan Allah dalam keadaan tidak ada sekerat daging pun di wajahnya.” (HR. al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma)



Pada hadits lain, dia shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Perbuatan meminta-minta ialah penggaruk yang mengoyak wajah seseorang. Kecuali jikalau seseorang meminta kepada penguasa atau dalam urusan yang mengharuskannya meminta.” (HR . at-Tirmidzi, dari Samurah bin Jundub radhiallahu ‘anhu)







Hal ketiga yang dimurkai oleh Allah dalam hadits di atas ialah perbuatan menyia-nyiakan harta. Sebab, harta ialah karunia dan kenikmatan dari Allah ‘azza wa jalla yang wajib disyukuri. Allah ‘azza wa jalla telah berfirman,

وَٱشۡكُرُواْ نِعۡمَتَ ٱللَّهِ إِن كُنتُمۡ إِيَّاهُ تَعۡبُدُونَ ١١٤



“Syukurilah kenikmatan Allah atas kalian jikalau kalian hanya memberikanbadah kepadanya.” (an-Nahl: 114)



اللَّهُمَّ أَعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ



“Ya Allah, memperringan dan sepelekanlah kami dalam berzikir, bersyukur, dan memberikanbadah kepada-Mu dengan baik.”


وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ، وَالْحَمْدُ رَبِّ الْعَالَمِينَ 



Itulah materi khutbah jumat yang sanggup saya sajikan, semoga materi khutbah jumat ini sanggup dijadikan sebagai materi khutbah di masjid daerah kita masing-masing. dan semoga memberi manfaat. nantikan materi khutbah terbaru kami di contohsuratmakalah.blogspot.com

Artikel terkait khutbah jumat baca juga : saling mesarani jalan keselamatan

Downlod materi Khutbah Jumat

Jika anda membuthkan materi khutbah jumat ini silahkan download materi khutbah jumat di khutbah jumat tiga hal yang diridho dan tiga hal yang dimurkai

Sumber : Assysyariah.com
Advertisement

Iklan Sidebar